Hari Raya Kurban

Sunday, December 7, 2008

Alhamdulillah Idul Adha tahun ini terasa beda banget dengan tahun kemarin. Yach… Idul Adha taon ini bunda bisa merayakannya bareng keluarga besar, taon lalu sebenernya sih bunda juga dah di pindah ke Jawa, tapi gak bisa ngerayain bareng uthi dan kakung karena belionya berangkat ke tanah suci. Perayaan Idul Adha taon ini gak beda-beda jauh dari taon sebelomya. Pagi-pagi banget kami udah bangun n siap-siap untuk sholat id, tapi walopun udah bangun sepagi-paginya, tetep aja sampai lapangan udah telat. Penyebabnya gak lain dan gak bukan, karna ketidaktegaan bunda buat bangunin mas Naufal. Tidur mas Naufal yang nyenyak banget plus wajah innocentnya bikin bunda gak tega buat mengakhiri mimpi indahnya. Sebenernya bunda dah coba cium pipinya n gerak-gerakin badannya biar mas Naufal bangun, tapi yang ada malah dianya tetep diam tanpa ekspresi sama sekali. Walhasil setelah bangun jam 6 kurang n ditambah males-malesan dikit, Mas Naufal akhirnya siap berangkat jam 6 lebih, n sampai lapangan ternyata sholat dah mulai, jadi terpaksa bunda bareng mas Naufal cuman duduk nunggu sampai sholat selesai.

Setelah sholat Id selesai dilanjutin acara pemotongan hewan kurban, taon ini panitia pengumpulan hewan kurban di masjid deket rumah berhasil mengumpulkan 7 ekor sapi n 27 ekor kambing. Memang beberapa taon belakangan tren kurban di komplek bunda agak berubah, kalo dulu-dulu orang-orang rata-rata kurban berupa kambing, tapi sekarang ini dah mulai banyak yang mengurbankan sapi. Untuk kurban sapi, biasanya dibentuk kelompok-kelompok yang terdiri 7 orang untuk mengorbankan 1 ekor sapi. Sebelom penyembelihan biasanya diadakan seremoni kecil yang diwakili oleh salah satu orang yang memberi kurban, ketua panitia n ketua tim penyembelih. Singkat kata setelah seremoni selesai, penyembelihan hewan kurban dimulai. Kebetulan bunda dan tante ninin ada di kelompok satu, jadi sapi kelompok kamilah yang dieksekusi pertama, sedang kambing tante uuk dapet urutan ke 11. Gak tega rasanya melihat hewan-hewan itu menunggu giliran untuk disembelih, tapi karna ini adalah ibadah yach..mesti diikhlaskan. Selama pemotongan berlangsung, mas Naufal n Ayah khusuk banget ngelihatin walopun harus berdesak-desakan dan terpaksa di gendong di pundak (jadi inget iklan sabun mandi buat super dad yang sering ditayangin di teve).

Pemotongan akhirnya selesai sore hari, tapi tengah hari udah ada panitia yang bagi-bagi daging, sampai sore Alhamdulillah bunda dapet daging kurban banyak banget, sampai bingun mau diapain, soalnya kan kami cuman bertiga aja. Bunda jadi inget berita-berita di teve tentang orang-orang yang berebutan daging kurban sampai nyaris membawa kurban (nah.. loh…). Rasanya pengin banget bunda bagi-bagi daging yang bunda dapat ke mereka. Tapi bunda gemes juga pas liat berita bahwa diantara mereka yang berdesak-desakan bukan saja orang yang memang memerlukan buat konsumsi mereka, tapi orang-orang yang mengambil kesempatan untuk mendapat daging gratis untuk dijual ke para penjual daging yang ternyata emang nunggu saat-saat seperti ini untuk mendapatkan daging dengan harga yang murah. Udah sedemikian parahkah negara kita, sampai semua hal dihalalkan untuk mendapatkan uang, tanpa berpikir bahayanya untuk diri sendiri atau orang lain. Bayangkan aja kalo pas desak-desakan, trus terjadi peristiwa yang kayak lebaran kemarin, siapa yang rugi coba? Daging gak didapat, tapi nyawa melayang. Mudah-mudahan aja ke depannya manajemen yang berhubungan dengan hal-hal seperti ini bisa lebih baik lagi.

Eniwei makna sebenarnya dari Hari Raya Kurban adalah untuk meneruskan keikhlasan Nabi Ibrahim saat diperintahkan Allah untuk menyembelih Nabi Ismail putra satu-satunya, dan demi ketaatannya kepada Allah, akhirnya nabi Ismail merelakan anaknya untuk dikorbankan. Allah yang ternyata menguji ketaatan hambanya akhirnya menebus Ismail dengan seekor sembelihan yang sangat besar. Dari sinilah kemudian Idul Adha atau Hari Raya Kurban terus diperingati.Sebenarnya dalam kurban ini terkandung banyak makna, bukan hanya sekedar meng-kurbankan kambing atau sapi, tapi lebih pada keikhlasan kita mengorbankan sesuatu yang kita cintai, bayangkan saja seandinya kita sebagai orang tua di perintah untuk mengorbankan anaknya, atau anak yang harus ikhlas untuk dijadikan korban bagi orang tuanya, selain itu dalam harta yang kita miliki ada hak-hak untuk orang yang membutuhkan. Dengan idul kurban ini kita dilatih untuk mengorbankan apa yang kita punya dan untuk berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan.



0 comments:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP