Potong Rambut

Monday, August 25, 2008

Rambut Naufal tuh cepet banget tumbuhnya, jadi bunda harus rajin-rajin bawa Naufal ke salon buat potong rambut. Alhamdulillah Naufalnya gak rewel kalo rambutnya lagi dipotong. Lihat aja gaya Naufal ….


Walo Lagi dipotong, tapi tetep sadar kamera loh..



Rambutku lagi di apakan ya…



Kok pakai disikat sih, biar gak gatal yach..




Wah.. aku sudah cakep nih. Iya kan bunda?



Read more...

Wet Day

Thursday, August 21, 2008

Tahun ajaran baru ini, Naufal udah masuk ke playgroup. Di umur yang udah nyaris 2,5 tahun, sepertinya Naufal udah bete kalo harus main di rumah sendirian. Dia paling seneng kalo diajakin main ke TK deket rumah, karna TK ini lom bisa nerima anak seumuran Naufal, bunda jadi hunting playgroup yang deket rumah yang bisa nerima anak seumuran Naufal. Setelah puter-puter di lebih dari 5 playgroup, akhirnya bunda mutusin buat masukkin Naufal ke salah satu playgroup di daerah Tembalang. Playgroup ini jaraknya kurang lebih 3km dari rumah, Sebenernya masih banyak playgroup yang lebih deket, tapi gak ada yang sreg. Yang bikin bukan sreg dengan PG ini karna disini pengenalan agama sangat ditekankan dan metode pembelajaran belajar sambil bermain.

Setelah isi formulir pendaftaran, Naufal boleh ikut trial selama seminggu, n setelah itu baru ikut kelas reguler toddler tiap hari selasa dan kamis. Kebetulan selama trial, bunda pas ada dinas ke Semarang, jadi bisa nemenin Naufal ke playgroup.

Di masa trialnya, ternyata Naufal lumayan bisa menikmati sekolahnya. Walaupun masih suka bengong liat-liat sekitar, tapi dia gak pernah nangis loh… Padahal banyak temennya yang nangis minta pulang… syukur deh.. berarti bisa sekolahnya bisa diteruskan ke kelas reguler…

Di hari terakhir trial, playgroupnya bikin acara wet day. Wet day? Bunda sempat bertanya akan seperti apa acaranya, soalnya tiap anak disuruh bawa sandal jepit dan baju ganti. Bunda pikir akan ada acara renang, ternyata bunda salah loh…ternyata pas sampai di PG, guru-gurunya dah siap dengan bak karet gedhe yang diisi air sampai penuh dan disekitarnya banyak botol air mineral kosong plus corong air. Kolam Setelah berdoa dan pakai sandal, gurunya ngajakin murid-murid ke playground. Di playground ini, Naufal belajar membuat adonan dari tepung beras yang sudah dicampur air. Kata bu Guru dengan meremas-remas adonan, tangan anak akan terlatih kelenturannya, jadi pada saat belajar memegang pensil tangan anak sudah lentur dan kuat.

Selesai main adonan dan cuci tangan sendiri, murid-murid diajakin ke kolam karet yang suadh diisi air. Ternyata di kolam ini diajarkan untuk mengisi air ke dalam botol sampai penuh. Wuih… semua pada kegirangan loh…gitu juga Naufal, dia semangat banget buat ngisi air ke botolnya, trus kalo udah penuh bukannya botolnya ditutup, tapi malah airnya ditumpahin lagi. Jadi gak selesai-selesai deh…He…he…he… Kata gurunya, mengisi air ke botol bisa melatih konsentrasi dan kekuatan tangan anak loh… wah.. bisa dipraktekkan di rumah nih…

Selesai ngisi botol, murid-murid diajakin nyuci piring. Tapi ada juga loh temen Naufal yang gak mau nyuci piring n malah nyemplung ke kolam karet dan sukses basah kuyup. Acara nyuci piring ini juga seru loh, tiap murid di sediakan piring kecil plus spons. Tapi namanya juga anak-anak, bukannya nyuci piring eh… malahan bikin gelembung busa n main siram-siraman. Untung aja bu guru cepet-cepet nyuruh murid-murid buat cuci tangan dan ganti baju.

O… ternyata gitu toh acara wet day, kirain mau diajakin renang. Btw ternyata main air juga bisa dijadikan ajang belajar ya, alias main sambil belajar. Nanti kita praktekkna di rumah ya, nak…

Read more...

Museum Kereta (Wisata Kereta Part1)

Tuesday, August 19, 2008


Sebenarnya sudah lama Ayah+Bunda Pengin ngajakin Naufal naik kereta wisata di Museum Kereta Ambarawa. Beberapa hari lalu gak sengaja ayah bawa majalah pariwasata yang salah satu topiknya adalah museum kereta plus kereta wisatanya. Berbekal info dari majalah, akhirnya ayah+bunda mutusin untuk ngajakin naufal jalan-jalan sekalian naek kereta wisata.

Kami berangkat dari rumah sekitar jam 7.30 setelah Naufal makan dan langsung meluncur ke Stasiun Tuntang, perlu waktu sekitar 45 menit untuk sampai di stasiun yang berada di jalur Semarang-Solo. Sampai di Stasiun Tuntang ternyata suasananya sepi banget, gak kelihatan orang yang antri untuk naik kereta. Usut punya usut ternyata kami salah alamat, karna kalo mau naek kereta wisata harus lewat stasiun ambarawa. Setelah tanya sana sini, akhirnya kami menuju ke stasiun ambarawa lewat jalan tembus, pemandangan di jalan tembus ini asyik banget karna di kanan kiri jalan ada kebun kopi milik salah satu Badan Usaha Milik Negara.



Sampai di Stasiun Ambarawa, ternyata harus nunggu karna keretanya masih membawa rombongan wisata yang lain. Sambil nunggu kereta datang, kami jalan-jalan diseputar stasiun yang merangkap sebagai museum ini. Ada belasan kereta yang umurnya sudah uzur tersebar di areal museum. Kereta – kereta ini semua dicat hitam mengkilat, kondisinya rata-rata masih bagus dan bener-bener terawat. Pohon-pohon yang tumbuh rimbun membuat siapa aja betah dan pengin mencoba naik semua kereta yang berukuran besar itu. Selain kereta-kereta, ada juga ruangan yang berisi replika dan denah stasiun. Disebelah ruang replika ada ruang yang berisi foto-foto kereta yang sudah kuno yang jadi bukti sejarah perkeretaapian bangsa ini. Ada satu benda di museum ini yang menarik buat bunda, jam dinding kuno dengan bentuk yang unik dan ukuran besar membuat bunda terkagum-kagum. Kok jam yang umurnya udah tua gitu masih bisa berfungsi baik ya…

Seperti tempat wisata lain, stasiun sekaligus museum ini juga menyediakan tempat khusus untuk menjual souvenir. Sepertinya sih bangunan yang digunakan untuk tempat penjualan ini tadinya sebuah gudang yang dialihfungsikan sebagai pusat penjualan souvenir, ada sekitar 10-an pedagang yang berjualan di tempat ini. Barang-barang yang dijual di tempat ini rata-rata terbuat dari bahan kayu, yang paling banyak adalah replika kereta dengan berbagai macam ukuran, bentuk, warna dan harga. Selain kereta, masih banyak lagi souvenir yang ditawarkan seperti alat dapur hias sampai mainan anak. Harga yang ditawarkan semua pedagang rata-rata seragam, tergantung kepiawaian kita menawar. Di tempat ini Naufal sempet juga beli replika kereta yang lumayan bagus dengan harga tidak lebih dari 10.000 rupiah.

Gak kerasa dah 30 menit nunggu kereta, n akhirnya datang juga tuh kereta, tapi ternyata keretanya gak seperti yang dibayangin neh, sempet kecewa tapi gak papa deh. Naek kereta dulu ya….



Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP